Kerajaan Bercorak Budha di Indonesia Yang Terkenal Hingga Mancanegara

Daftar Isi
diguditu.com kali ini akan membahas mengenai kerajaan Budha yang ada di Indonesia. Adapun teman-teman mempelajari materi ini adalah sebagai berikut:

Tujuan pembelajaran:

  • Menjelaskan dan menyajikan peninggalan sejarah Kerajaan Budha yang ada di Indonesia.
  • Menjelaskan pengaruh kerajaan Budha terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia.
Selain agama Hindu, di Indonesia juga berkembang agama Budha. Ajaran agama Budha disebarkan oleh Sidharta Gautama dari India ke seluruh dunia. Penyebaran agama Budha di Indonesia terjadi melalui jalur perdagangan. Berkembangnya agama Budha memunculkan kerajaan-kerajaan bercorak Budha di Indonesia. 

Berikut merupakan kerajaan yang menganut Agama Budha sebagai agama utama di dalam pemerintahannya.

1. Kerajaan Sriwijaya

Berikut profil singkat Kerajaan Sriwijaya:
  • Berdiri: Abad ke-8 Masehi
  • Lokasi: Muara Takus
  • Kabupaten: Kampar
  • Provinsi: Riau
  • Raja Pertama: Dapunta Hyang Sri Jayanasa
  • Bukti Sejarah: Prasasti Kedukan Bukit
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 M Awalnya, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan kecil yang berpusat di Muara Takus (Riau). Selanjutnya, pusat kerajaan dipindahkan ke muara Sungai Musi, Sumatera Selatan. Di bawah kepemimpinan Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya.

Candi Muara Takus | Wikipedia.com

Balaputradewa adalah anak Samaratungga dari tanah Jawa. Berikut contoh keberhasilan yang dicapai oleh Kerajaan Sriwijaya. Wilayah Kerajaan Sriwijaya meliputi hampir seluruh Pulau Sumatera, sebagian Jawa Barat, dan Semenanjung Melayu. Kerajaan Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat sehingga menjadi negara maritim yang disegani oleh bangsa-bangsa lain.

Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan pelayaran dunia. Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Malaka dan Selat Karimata yang menjadi jalur pelayaran dari Tiongkok menuju India maupun sebaliknya

Candi Borobudur merupakan Candi Budha terbesar di Dunia. Apakah kalian tahu bahwa Candi Borobudur pernah masuk ke dalam salah satu keajaiban dunia. Candi Borobudur memiliki ketinggian 35 meter dan 2.500 meter luas dari bangunan candi.

Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha. Penyebaran agama Budha di kerajaan ini dibantu oleh mahaguru agama Budha dari India, yaitu Sakyakirti dan Dharmapala.

Sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha, Kerajaan Sriwijaya banyak didatangi oleh siswa dari negara lain, Mereka datang untuk belajar agama Budha dan bahasa Sanskerta.

Keberadaan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Budha diperkuat oleh berita I-Tsing. la datang ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671 M. Menurutnya, terdapat perguruan tinggi agama Budha dan ribuan pendeta Budha di Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11 M. 

Raja-raja Kerajaan Sriwijaya

Berikut merupakan raja-raya yang memerintah Kerajaan Sriwijaya:

1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa
Merupakan raja pertama yang diyakini sebagai pendiri Kerajaan Sriwijaya. Keterangan ini dibuktikan oleh prasasti Kedukan Bukit (682 Masehi) dan Prasasti Talang Tuo (684 Masehi).

2. Sri Indrawarman
Merupakan raja penerus Sri Jayanasa didapatkan dari petunjuk prasasti Ligor pada tahun yang bertuliskan tahun 775. Prasasti ini berada di Thailand, menyebutkan bahwa ada Raja dari Timur yang bernama Indra.

3. Raja Dharanindra
Kerajaan Sriwijaya memiliki wilayah yang sangat luas sampai ke Pulau Jawa. Setelah takhta kerajaan diturunkan kepada Raja Dharanindra, kerajaan Sriwijaya banyak melakukan aktivitas di Jawa tepatnya dengan Kerajaan Mataram (Kerajaan Medang). 

Candi Muara Takus merupakan candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Keunikan dari candi ini dibuat dari batu bata, beberapa bagian terbuat dari batu kali, dan bagian lainnya dibuat dari batu pasir. Berbeda dengan candi di Jawa pada umumnya dibuat dari batu Andesit. 
4. Raja Samaratungga
Samaratungga merupakan anak dari Raja Dharanindra. Raja Samaratungga melanjutkan pemerintahan Kerajaan Sriwijaya di Kerajaan Mataram dengan fokus membenahi pemerintahan dan membangun Candi Borobudur.

5. Rakai Pikatan
Merupakan anak dari Samaratungga yang memerintah kerajaan di Pulau Jawa. Rakai Pikatan memiliki masalah pribadi dengan Balaputradewa (pamannya). Terjadilah konflik di dalam kerajaan yang menyebabkan Balaputradewa terusir ke Pulau Sumatra. 

6. Balaputradewa
Balaputradewa membangun kembali Kerajaan Sriwijaya di tanah leluhurnya yaitu Palembang. Kerajaan Sriwijaya kembali jaya di Pulau Sumatera, khususnya dapat menguasai perdagangan di tataran Melayu.

Tidak hanya itu Sriwijaya juga dapat membangun kembali hubungan internasionalnya dengan India, Thailand, Myanmar dalam bidang ekonomi, pendidikan dan Agama Budha. Pada masa Balaputradewa sejarah Sriwijaya lebih jelas dan terang-benderang untuk dipelajari.

Kemunduran Kerajaan

Penyebab kemunduran Kerajaan Sriwijaya berasal dari dalam maupun luar kerajaan, di antaranya sebagai berikut:

1. Pemindahan Pusat Pemerintahan
Pemindahan pusat Kerajaan Sriwijaya dari Muara Takus ke Palembang, Sumatera Selatan yang jauh dari pantai. Pemindahan ini menyebabkan kapal dagang enggan singgah. Akibatnya, pemasukan pajak bagi Kerajaan Sriwijaya jauh berkurang.

2. Wilayah Yang Sangat Luas
Wilayah kekuasaan yang luas sulit dikontrol sehingga banyak daerah yang melepaskan diri.

3. Serangan dari India
Serangan dari Raja Colamandala (Kerajaan India Selatan) yang menyebabkan Raja Sanggrama Wijayatunggawarman (Raja Kerajaan Sriwijaya) ditawan.

4. Serangan dari Majapahit
Serangan dari Kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Adityawarman. Serangan dari Kerajaan Majapahit ini menyebabkan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Berikut merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya:
  • Prasasti Kedukan Bukit
  • Prasasti Talang Tuo
  • Prasasti Ligor - Thailand
  • Prasasti Kota Kapur 
  • Prasasti Telaga Batu
  • Prasasti Leiden - India
  • Prasasti Nalanda - India
  • Candi Muara Takus

2. Kerajaan Mataram Kuno (Budha)

Berikut profil singkat Kerajaan Mataram Kuno:
  • Berdiri: Abad ke-8 Masehi
  • Lokasi: Kedu sampai Prambanan
  • Kabupaten: Jepara & Pekalongan
  • Provinsi: Jawa Tengah
  • Raja Pertama: Wangsa Syailendra
  • Bukti Sejarah: Candi Borobudur

Awal Mula Kerajaan

Kerajaan Mataram Budha adalah kelanjutan dari Kerajaan Mataram Hindu. Wangsa Syailendra menguasai daerah kekuasaan Mataram sejak tahun 750 M, yakni setelah Wangsa Sanjaya berkuasa. 

Candi Borobudur | 1001malam.com

Raja-raja dari Wangsa Syailendra adalah pemeluk agama Budha. Kerajaan Mataram Budha merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan wilayahnya yang luas dan peninggalan-peninggalan berupa candi yang begitu megah.

Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno

Berikut beberapa raja-raja Mataram Kuno:
  • Sanjaya
  • Rakai Panangkaran
  • Rakai Panunggalan alias Dharanindra
  • Rakai Warak alias Samaragrawira
  • Rakai Garung alias Samaratungga
  • Rakai Pikatan
Peninggalan Kerajaan Mataram Budha sangatlah banyak. Salah satunya adalah Candi Borobudur yang termasuk sebagai keajaiban dunia. Dinding Candi Borobudur dihiasi oleh beragam relief. Sepuluh tingkatan bangunan Candi Borobudur dibagi tiga kelompok, yaitu Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu. Di setiap tingkatan terdapat stupa. 

Peninggalan Kerajaan

Berikut beberapa peninggalan kerajaan Mataram Budha:
  • Candi Borobudur
  • Candi Kalasan
  • Candi Mendut
  • Candi Sewu
  • Candi Mendut
  • Candi Pawon
Sebagian besar candi peninggalan Kerajaan Mataram Budha sudah mengalami pemugaran. Pemugaran dilakukan karena adanya bagian candi yang rusak. Kerusakan itu terjadi akibat pengaruh cuaca maupun letusan gunung berapi.

Posting Komentar