Belajar Efektif dan Menyenangkan Menggunakan Metode WBT

Table of Contents
Penulis menonton video dari artikel yang berjudul "Building student engagement with Whole Brain Teaching" dari blog - Foundation Into First (http://foundationintofirst.blogspot.co.id). Blog ini menjelaskan bagaimana siswa terlibat dengan efektif dalam kegiatan belajar-mengajar menggunakan metode WBT (Whole Brain Teaching).

Mengajar asik | Pexels.com

Di Indonesia sendiri sudah lama mengenal WBT. Beberapa sekolah di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya telah menerapkan metode WBT sekitar tahun 2010-an. Seiring perkembangan zaman kita harus menyesuaikan metode WBT ini sesuai situasi dan kondisi siswa. Pertanyaan yang mendasar adalah metode belajar yang kita terapkan di sekolah saat ini sudah efektif belum?

Kembali kepada metode WBT yang diterapkan di Australia ini, berdasarkan video tersebut menunjukan bahwa kegiatan belajar-mengajar cukup efektif untuk membangun iklim dan minat belajar siswa. Terlihat dari antusiasme guru dan siswa dalam membahas materi pelajaran. Mari kita pelajari bersama WBT tersebut.

Terdapat tiga tahap untuk membangun keterlibatan siswa dengan menggunakan metode WBT:

1. Mengambil Perhatian Siswa (Attention)

Seperti pada pembahasan sebelumnya "Mengenal WBT", untuk mendapatkan perhatian siswa guru dapat memulai kelas dengan menyapa siswa. Guru menyapa: Selamat Pagi Class! siswa wajib menjawab: Yess.

Guru menyapa siswa dengan antusias, pastikan siswa kompak menjawab sapaan dari guru. Apabila masih loyo atau belum kompak, guru dapat mengulanginya sampai seluruh siswa kompak menjawab "Yess".

2. Mengulang Kata-Kata (Mirror Words)

Guru menjelaskan materi pelajaran tidak melebihi 30 menit, kemudian guru dapat menempelkan poin-poin penting dari pelajaran yang telah disampaikan di papan tulis dengan menggunakan kertas (Post it), apabila tidak menggunakan kertas guru dapat menulis di papan tulis poin-poin penting tersebut.

Saatnya guru memilih perwakilan siswa untuk mengulang pelajaran dan mewakili dirinya (menjadi guru di depan kelas) untuk mengulang pokok bahasan dari poin-poin yang telah ditempelkan/ditulis di papan tulis tadi. Siswa yang lain wajib mengulangi materi yang disampaikan oleh siswa tadi. 

Metode belajar WBT

Apabila dalam kelas terdapat siswa tuna rungu, maka siswa perwakilan tadi dapat menjelaskan materi pelajaran dengan gerakan tangan, mimik, dan gestur tubuh. Sehingga siswa yang tuna rungu tersebut dapat mengikuti pelajaran seperti siswa lainnya.

3. Mengajar (Teach, Okay)

Pada tahap ini setiap siswa dipasang-pasangkan untuk saling mengajari materi pelajaran. Seluruh siswa akan bergantian untuk menjelaskan materi pelajaran yang telah didapatkannya. Kondisikan situasi kelas kondusif dan tidak banyak bercanda.

Setelah selesai kegiatan "Teach, Okay" maka siswa dapat dikondisikan seperti semula. Guru dapat mengumpulkan siswa untuk menutup dan menyimpulkan kegiatan belajar-mengajar.

Langkah-langkah diatas hanya sebagian dari beribu metode WBT yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Faktor keberhasilan ini tidak semata-mata hanya dari faktor metode mengajar, guru, dan siswa melainkan sarana dan fasilitas harus mendukung. Selamat mempraktekan!

Posting Komentar