Mengajar dengan Metode WBT (Whole Brain Teaching)

WBT (Whole Brain Teaching) merupakan metode mengajar yang memadukan penglihatan, pendengaran dan gerakan. 

Ilustrasi Belajar | Pexels.com

WTB mulanya dikebangkan di Amerika Utara pada tahun 1999, dan semakin populer setelah terbitnya buku dari Thomas Armstrong tahun 2009 yaitu The Power of The Adolescent Brain.

Langkah-langkah untuk melakukan "The Power of Teaching" ada enam tahapan yaitu:

1. Class: guru menarik perhatian siswa dengan mengucapkan "Class", siswa menjawab "Yes".

2. Teach: guru mengajar materi dibatasi hanya 30 menit (guru dapat mencatat point-point penting), siswa memperhatikan dengan seksama. 

Guru bilang "Teach", siswa menjawab "Ok" sekarang saatnya siswa mengulang materi yang disampaikan oleh guru secara berpasangan.

3. Score Board: guru melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Guru dapat membuat tulisan atau menempelkan gambar pada papan tulis. 

Contoh gambar tersenyum menandakan siswa berhasil menyerap materi pelajaran, gambar sedih menandakan siswa kuang menyerap materi palajaran.

4. Gestures: saatnya guru memilih perwakilan siswa untuk menggantikan posisi dirinya (guru), siswa tersebut menjelaskan di depan kelas dengan ekspresi/gestur. Siswa yang lainnya mengulangi baik materi pelajaran maupun ekspresi/gesturnya.

5. Hands Deny: cara ini bertujuan untuk menarik perhatian dan menghindari siswa melakukan gerakan-gerakan atau tindakan ogah-ogahan akibat jenuh. 

Langkah yang dapat dilakukan yaitu guru mengajak dan memperagakan "Tangan Tutup", sambil merapatkan tangannya dan diarahkan ke siswa (seakan-akan sedang menembak dengan pistol). 

Siswa akan membalas dan memperagakan "Tangan Tutup" sambil mengarahkan ke guru. Apabila sudah fokus kembali guru dapat melanjutkan proses belajat-mengajar.

6. Comprehension Check: ini merupakan sesi terakhir kegiatan belajar-mengajar. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan instruksi kepada siswa untuk berpasangan dan mengulang seluruh materi yang telah di ajarkan secara bergantian. 

Guru akan memberikan komando "Ajarkan", siswa membalas "Ajarkan" dan langsung memulai kegiatan. Guru memonitoring dengan berkeliling ruangan memperhatikan setiap siswa yang sedang mengulang materi pelajaran.

WBT dapat diterapkan sesuai dengan tingkatan mulai dari SD, SMP dan SMA. Perlu diperhatikan masing-masing tingkatan membutuhkan penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa dan materi yang akan disampaikan. 

WBT sangat efektif untuk membangkitkan semangat dan antusias dari siswa karena memadukan penglihatan, pendengaran, dan gerakan.

Siswa yang pasif sekalipun akan dituntut untuk menjadi aktif karena akan mendapatkan giliran untuk menyampaikan materi pelajaran. 

Bahkan guru dapat memilih siswa yang pasif lebih sering tampil untuk membangung kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi. Selamat mencoba!
Posting Komentar