Inilah Sekolah Yang Cocok Bagi Gen Z

Table of Contents

Anak atau cucu kita yang lahir pada tahun 2000 keatas merupakan generasi yang dibesarkan di lingkungan teknologi (digital life).  Mereka disebut Generasi Z atau Native GenerationMereka sejak bayi sudah terbiasa dengan teknologi yang sangat mutakhir. Seperti istilah "Dunia dan isinya berada pada genggaman anda", hal ini ditandai dengan munculnya mobile teknologi (smartphone). Segala sesuatu dilakukan dengan ujung jari, mulai dari Mobile Banking, belanja online, taksi online, dan aneka jenis jasa lainnya.

Foto: Ilustrasi Anak Gen Z, www.timeforkids.com


Tidak dapat dipungkiri anak-anak zaman sekarang lebih senang bermain gadget dan bermain dengan teman sebayanya (peer) dibandingkan dengan membangun ikatan emosional dengan orang tua. Mengapa demikian? Karena orang tua pada saat ini sebagian besar memiliki kesibukan (aktivitas) di luar rumah. Sehingga waktu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan anak semakin jarang dilakukan.

Sejak kecil anak sudah melihat orang tuanya menggunakan gadget. Anak menjadi terbiasa, lama-kelamaan membutuhkan sarana dan fasilitas tersebut. Apabila orang tuanya tidak menjembatani kondisi ini anak akan mencari kesibukan sendiri melalui sosial media dan teman sebayanya. Akhirnya akan muncul jurang pemisah antara orang tua dan anak.

Perilaku anak, teknologi, dan informasi menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua dan lembaga pendidikan. Situasi ini tidak dapat di hindari, namun perlu dicari solusi yang tepat untuk mengantisipasinya. Langkah yang pertama adalah orang tua dan guru harus betul-betul memahami kondisi anak (kebutuhannya).


Hal-hal yang menjadi tantangan anak pada saat ini adalah: 
  1. Sangat bergantung kepada teknologi dan informasi, mereka update dengan perkembangan saat ini. Data dan informasi mereka dapatkan dari internet dan teman sebanyanya (peer).
  2. Memiliki berbagai macam karakter, mereka dapat meniru budaya di seluruh dunia.
  3. Menjadi manusia yang multitasking, dapat mengerjakan sesuatu sambil main musik, nonton, sambil bergerak, dll. Dampak negatifnya adalah kurang fokus dan cenderung mudah berputus asa.
  4. Menjadi generasi yang lebih cepat dewasa dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini terjadi karena globalisasi informasi, mereka akan mengikuti tokoh favoritnya dari berbagai sumber seperti internet dan TV. Sedangan figur orang tuanya dijadikan studi banding dengan tokoh favoritnya tersebut.
  5. Tidak ada batasan informasi dan globalisasi teknologi, sangat mudah menemukan hal-hal positif dan hal-hal negatif.
  6. Banyaknya tuntutan untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi (ini berlaku pada pendidikan di Indonesia).


Tentunya lembaga pendidikan yang akan dipilih oleh mereka Generasi Z ini adalah sekolah yang mampu menjawab 6 masalah diatas. Bukan hanya sebagai tempat untuk belajar melainkan tempat untuk membangun karakter. Kriteria sekolah yang dibutuhkan oleh Generasi Z ini adalah:

  1. Sekolah harus menjadi tempat belajar hidup yang menutupi semua kebutuhan anak.  Salah satunya dapat menyediakan sarana belajar mengajar digital (digital life).
  2. Memiliki pengajar/guru dengan kemampuan multitasking (wawasannya luas) untuk menghadapi siswa yang memiliki beragam karakter dan kebutuhan. Mulai dari kemampuan untuk mengoperasikan media pembelajaran maupun menjadi sosok yang dibutuhkan siswa.
  3. Kurikulum di sekolah lebih banyak melakukan riset/praktikum dan pelajaran pembentukan karakter (Pendidikan Agama dan Sosial Budaya).
  4. Memiliki sarana dan faslilitas belajar yang memadai (tidak hanya lab bahasa, lab komputer, perpustakaan) melainkan membentuk kelompok belajar (peer) sesuai dengan minat dan bakat anak.
  5. Memiliki citra baik di kalangan masyarakat terutama kegiatan sosial dan kesiswaannya.

Posting Komentar