Berikut Langkah-Langkah untuk Menertibkan Penggunaan HP Saat Belajar
Banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh seorang guru saat melakukan kegiatan belajar-mengajar. Salah satu kendala yang dihadapi yaitu hilangnya konsentrasi peserta didik saat pelajaran berlangsung.
Tantangan tersebut dapat kita kelompokan menjadi dua sumber yang mempengaruhinya. Faktor tersebut yaitu internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan hal-hal yang berhubungan dengan siswa yang bersangkutan. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar yang dapat mempengaruhi sisa tersebut.
Faktor internal tersebut diantaranya adalah: latar belakang psikologis, cacat fisik, kelelahan, dan persepsi (penting tidak penting mengikuti pelajaran tersebut). Faktor eksternal diantaranya adalah gangguan orang lain, situasi lingkungan, benda atau fisik tertentu yang menarik bagi siswa yang bersangkutan.
Faktor eksternal yang mempengaruhi konsentrasi siswa dalam proses belajar yang paling besar pengaruhnya adalah ponsel (HP). Berbagai menu yang ada diponsel merupakan daya tarik bagi siswa untuk memainkannya walaupun saat kegiatan belajar-mengajar.
Aplikasi sosial media yang ada diponsel setiap menit, setiap detik menjadi daya tarik untuk dimainkan. Mulai dari Instagram, Facebook, Youtube, WhatsApp, sampai dengan Tiktok. Tanpa aplikasi tersebut siswa seakan-akan kehilangan arah dan galau.
Tidak sedikit siswa memainkan ponsel pada saat jam pelajaran. Jika ini dibiarkan maka proses belajar mengajar akan terganggu. Selain berakibat negatif pada dirinya, juga dapat memberikan dampak negatif kepada siswa yang lain.
Peran guru sangat penting sebagai manajer di kelas. Guru dapat membuat aturan yang tegas mengenai tata tertib proses belajar-mengajar termasuk di dalamnya aturan penggunaan ponsel saat kegiatan belajar-mengajar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi melalui ponsel sangat penting bagi guru dan siswa. Kabar penting mengenai keluarga, kabar duka, kabar bahagia dan lain-lain penting bagi guru dan siswa. Kita dapat memilahnya kapan waktu dan tempat yang tepat.
Aturlah yang dapat memilah mana hal-hal penting yang dapat diperbolehkan dan tidak. Contoh saat keluarga kemalangan, siswa dapat mempergunakan ponselnya untuk berkomunikasi. Namun lain halnya jika itu hanya untuk membuka aplikasi dan chatting kepada temannya itu bukan hal yang urgent saat kegiatan belajar.
Aturan guru mengenai proses belajar-mengajar yang baik akan berjalan dengan baik jika didukung dengan aturan jelas, konsistensi, komitmen, dan media yang digunakan. Kali ini Diguditu akan membahas mengenai tools (media) yang dapat dipergunakan untuk mengatur siswa agar tidak bermain ponsel di kelas.
Tools (alat) yang kita gunakan yaitu Phone Box (atau kotak ponsel). Kotak ini dipergunakan oleh guru sebagai tempat untuk menyimpan seluruh ponsel siswa saat kegiatan belajar mengajar. Ponsel yang tersimpan di kotak ini akan diberikan pada saat kegiatan belajar mengajar telah selesai.
Langkah-langkah yang dapat guru lakukan untuk mempersiapkan Kotak Ponsel ini adalah:
Berikut langkah-langkah untuk membuat kotak ponsel menggunakan bahan-bahan yang ada di sekolah. Guru dapat mempergunakan kotak bekas kertas A4 di dari tempat fotocopy.
Tantangan tersebut dapat kita kelompokan menjadi dua sumber yang mempengaruhinya. Faktor tersebut yaitu internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan hal-hal yang berhubungan dengan siswa yang bersangkutan. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar yang dapat mempengaruhi sisa tersebut.
Faktor internal tersebut diantaranya adalah: latar belakang psikologis, cacat fisik, kelelahan, dan persepsi (penting tidak penting mengikuti pelajaran tersebut). Faktor eksternal diantaranya adalah gangguan orang lain, situasi lingkungan, benda atau fisik tertentu yang menarik bagi siswa yang bersangkutan.
![]() |
Menggunakan HP di kelas | Pexels.com |
Aplikasi sosial media yang ada diponsel setiap menit, setiap detik menjadi daya tarik untuk dimainkan. Mulai dari Instagram, Facebook, Youtube, WhatsApp, sampai dengan Tiktok. Tanpa aplikasi tersebut siswa seakan-akan kehilangan arah dan galau.
Tidak sedikit siswa memainkan ponsel pada saat jam pelajaran. Jika ini dibiarkan maka proses belajar mengajar akan terganggu. Selain berakibat negatif pada dirinya, juga dapat memberikan dampak negatif kepada siswa yang lain.
Peran guru sangat penting sebagai manajer di kelas. Guru dapat membuat aturan yang tegas mengenai tata tertib proses belajar-mengajar termasuk di dalamnya aturan penggunaan ponsel saat kegiatan belajar-mengajar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi melalui ponsel sangat penting bagi guru dan siswa. Kabar penting mengenai keluarga, kabar duka, kabar bahagia dan lain-lain penting bagi guru dan siswa. Kita dapat memilahnya kapan waktu dan tempat yang tepat.
Aturlah yang dapat memilah mana hal-hal penting yang dapat diperbolehkan dan tidak. Contoh saat keluarga kemalangan, siswa dapat mempergunakan ponselnya untuk berkomunikasi. Namun lain halnya jika itu hanya untuk membuka aplikasi dan chatting kepada temannya itu bukan hal yang urgent saat kegiatan belajar.
Aturan guru mengenai proses belajar-mengajar yang baik akan berjalan dengan baik jika didukung dengan aturan jelas, konsistensi, komitmen, dan media yang digunakan. Kali ini Diguditu akan membahas mengenai tools (media) yang dapat dipergunakan untuk mengatur siswa agar tidak bermain ponsel di kelas.
Tools (alat) yang kita gunakan yaitu Phone Box (atau kotak ponsel). Kotak ini dipergunakan oleh guru sebagai tempat untuk menyimpan seluruh ponsel siswa saat kegiatan belajar mengajar. Ponsel yang tersimpan di kotak ini akan diberikan pada saat kegiatan belajar mengajar telah selesai.
Langkah-langkah yang dapat guru lakukan untuk mempersiapkan Kotak Ponsel ini adalah:
Membuat Kotak Ponsel
Guru dapat membuat kotak ponsel dari bahan-bahan yang tersedia di sekolah maupun menggunakan vendor agar hasilnya lebih baik.Berikut langkah-langkah untuk membuat kotak ponsel menggunakan bahan-bahan yang ada di sekolah. Guru dapat mempergunakan kotak bekas kertas A4 di dari tempat fotocopy.
![]() |
Kardus A4 | Tokopedia.com |
Benda/alat yang harus dipersiapkan, adalah:
a. 1 buah boks kertas A4
b. Cutter
c. Karton
d. Lem / selotip
Langkah-langkah membuat boks ponsel tersebut adalah:
1. Boks kertas A4 dipotong bagian atasnya. Bagian bawahnya akan dipakai untuk kotak ponsel. Tinggi bagian bawah sekitar 5-7 cm.
2. Setelah dipotong boks bagian bawahnya diberikan pembatas bagian tengahnya memanjang. Pembatas ini berfungsi untuk membagi dua tempat ponsel.
3. Pembatas bagian tengah ini bisa terbuat dari karton ataupun sisa dari potongan boks bagian atas tadi.
4. Kotak yang sudah dimodifikasi tersebut dilem agar kokoh dan siap digunakan.
Benefit:
1. Penggunaan barang yang tersedia di sekitar sekolah dapat menekan biaya.
2. Pembuatan ini dapat meningkatkan kreativitas baik guru maupun siswa.
3. Ponsel disimpan secara berdiri, sehingga aman.
Kekurangan:
1. Estetika kurang baik karena menggunakan material bekas
2. Daya tahan boks ponsel ini kurang baik karena terbuat dari bahan kertas, jika terkena air atau menahan bobot yang berat akan cepat rusak.
Benefit:
1. Shinpo Container terbuat dari plastic, sehingga lebih tahan terhadap air dan bobot yang berat.
2. Memiliki estetika yang lebih baik.
3. Dapat ditutup rapat sehingga suara dan getaran dapat diredam.
Kekurangan:
1. Membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membelinya.
2. Menyimpan ponsel ditumpuk, jika ponselnya banyak dimana ponsel bagian bawah akan lebih beresiko.
Kotak dalam bentuk standard yaitu memiliki sekat (petak-petak). Sekat ini dipergunakan untuk menyimpan ponsel dengan posisi berdiri. Berbeda dengan kotak ponsel A4 di atas yaitu sekat pada kotak ini dapat diperbanyak.
Benefit:
1. Kotak ponsel ini memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan dengan kotak kertas A4 dan Shinpo Container.
2. Ukuran dan daya tampung kotak ponsel ini dapat diatur sesuai keinginan guru sehingga dapat memuat ponsel yang lebih banyak.
3. Memiliki estetika yang baik, bahkan dapat disesuaikan dengan selera atau tema guru dan siswa.
Kekurangan:
1. Membutuhkan biaya yang cukup besar
2. Kotak ponsel berat dan sulit dipindahkan dari satu kelas ke kelas lain.
2. Setiap siswa wajib mengumpulkan ponselnya pada kotak yang telah disediakan. Ponsel yang disimpan dalam kondisi dimatikan atau silent.
3. Untuk mempertegas pengumpulan ponsel siswa dapat ditetapkan aturan yaitu absensi siswa dilihat dari pengumpulan ponsel. Jika siswa menyimpan ponselnya di kotak ponsel dianggap absensi masuk, hal sebaliknya jika siswa yang memiliki ponsel tidak menyimpan dianggap tidak masuk.
4. Pada saat kegiatan belajar mengajar berjalan jika ada telepon yang masuk dan diketahui oleh guru dari pihak keluarga, guru dapat mengembalikan ponsel kepada siswa untuk menerima telepon. Jika sudah selesai ponsel dikembalikan kembali ke kotak ponsel.
5. Siswa yang menerima telepon dari orang tua atau anggota keluarganya dipersilahkan keluar untuk sementara waktu, tidak melebihi 15 menit.
6. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung guru membatasi siswa akan menelepon pihak orang tuanya dengan alasan tertentu. Jika benar-benar penting guru dapat mempersilahkannya.
7. Seluruh jenis ponsel wajib dikumpulkan (termasuk ponsel jaman dulu yang belum iOS atau Android).
8. Ponsel akan diberikan oleh guru kepada siswa setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung, pengambilan ponsel dapat dilakukan oleh siswa secara antri.
Kotak ponsel menjadi alat yang dapat mendukung kegiatan belajar agar lebih fokus. Namun jika alat ini sudah diterapkan namun hasilnya belum terlihat guru harus lebih dalam lagi menganalisa faktor apa yang menyebabkan siswa tetap tidak fokus.
Jangan-jangan faktor guru sendiri yang tidak menguasai kelas dengan baik. Atau mungkin mata pelajaran yang sulit dicerna oleh siswa, mungkin juga kondisi fisik siswa yang bersangkutan yang tidak memungkinkan lagi mengikuti pelajaran yang ajarkan oleh guru.
Kaji lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di kelas. Diperlukan kedewasaan, keterbukaan, tidak cepat puas atas hasil yang dicapai, kepekaan terhadap suatu fenomena, kreatif, dan inovatif. Faktor-faktor tersebut merupakan modal utama perubahan dalam dunia pendidikan.
Selamat mencoba Bapak/Ibu guru yang kreatif dan inovatif.
a. 1 buah boks kertas A4
b. Cutter
c. Karton
d. Lem / selotip
Langkah-langkah membuat boks ponsel tersebut adalah:
1. Boks kertas A4 dipotong bagian atasnya. Bagian bawahnya akan dipakai untuk kotak ponsel. Tinggi bagian bawah sekitar 5-7 cm.
2. Setelah dipotong boks bagian bawahnya diberikan pembatas bagian tengahnya memanjang. Pembatas ini berfungsi untuk membagi dua tempat ponsel.
3. Pembatas bagian tengah ini bisa terbuat dari karton ataupun sisa dari potongan boks bagian atas tadi.
4. Kotak yang sudah dimodifikasi tersebut dilem agar kokoh dan siap digunakan.
Benefit:
1. Penggunaan barang yang tersedia di sekitar sekolah dapat menekan biaya.
2. Pembuatan ini dapat meningkatkan kreativitas baik guru maupun siswa.
3. Ponsel disimpan secara berdiri, sehingga aman.
Kekurangan:
1. Estetika kurang baik karena menggunakan material bekas
2. Daya tahan boks ponsel ini kurang baik karena terbuat dari bahan kertas, jika terkena air atau menahan bobot yang berat akan cepat rusak.
Menggunakan Shinpo Container (Plastic Box)
Guru dapat membeli Shinpo Container yaitu boks plastic untuk makanan maupun untuk tempat penyimpanan dokumen. Boks ini dapat dipergunakan untuk menyimpan ponsel siswa. Berbeda dengan boks ponsel dari kotak kertas, cara menyimpan ponsel di tempat ini ditidurkan (ditumpuk).![]() |
Kotak HP | Shinpo.com |
1. Shinpo Container terbuat dari plastic, sehingga lebih tahan terhadap air dan bobot yang berat.
2. Memiliki estetika yang lebih baik.
3. Dapat ditutup rapat sehingga suara dan getaran dapat diredam.
Kekurangan:
1. Membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membelinya.
2. Menyimpan ponsel ditumpuk, jika ponselnya banyak dimana ponsel bagian bawah akan lebih beresiko.
Membuat Kotak Ponsel Berbahan Kayu
Untuk membuat kotak ponsel ini diperlukan vendor yang ahli di bidang permebelan. Kotak ini dibuat dengan tipe seperti boks kerta A4 di atas. Kotak kayu yang dibuat dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan guru.![]() |
Box Kayu HP | Google.com |
Benefit:
1. Kotak ponsel ini memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan dengan kotak kertas A4 dan Shinpo Container.
2. Ukuran dan daya tampung kotak ponsel ini dapat diatur sesuai keinginan guru sehingga dapat memuat ponsel yang lebih banyak.
3. Memiliki estetika yang baik, bahkan dapat disesuaikan dengan selera atau tema guru dan siswa.
Kekurangan:
1. Membutuhkan biaya yang cukup besar
2. Kotak ponsel berat dan sulit dipindahkan dari satu kelas ke kelas lain.
Menetapkan Aturan Pengumpulan Ponsel
1. Kotak ponsel ditempatkan di depan, sebaiknya dekat dengan tempat duduk guru.2. Setiap siswa wajib mengumpulkan ponselnya pada kotak yang telah disediakan. Ponsel yang disimpan dalam kondisi dimatikan atau silent.
3. Untuk mempertegas pengumpulan ponsel siswa dapat ditetapkan aturan yaitu absensi siswa dilihat dari pengumpulan ponsel. Jika siswa menyimpan ponselnya di kotak ponsel dianggap absensi masuk, hal sebaliknya jika siswa yang memiliki ponsel tidak menyimpan dianggap tidak masuk.
4. Pada saat kegiatan belajar mengajar berjalan jika ada telepon yang masuk dan diketahui oleh guru dari pihak keluarga, guru dapat mengembalikan ponsel kepada siswa untuk menerima telepon. Jika sudah selesai ponsel dikembalikan kembali ke kotak ponsel.
5. Siswa yang menerima telepon dari orang tua atau anggota keluarganya dipersilahkan keluar untuk sementara waktu, tidak melebihi 15 menit.
6. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung guru membatasi siswa akan menelepon pihak orang tuanya dengan alasan tertentu. Jika benar-benar penting guru dapat mempersilahkannya.
7. Seluruh jenis ponsel wajib dikumpulkan (termasuk ponsel jaman dulu yang belum iOS atau Android).
8. Ponsel akan diberikan oleh guru kepada siswa setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung, pengambilan ponsel dapat dilakukan oleh siswa secara antri.
Kotak ponsel menjadi alat yang dapat mendukung kegiatan belajar agar lebih fokus. Namun jika alat ini sudah diterapkan namun hasilnya belum terlihat guru harus lebih dalam lagi menganalisa faktor apa yang menyebabkan siswa tetap tidak fokus.
Jangan-jangan faktor guru sendiri yang tidak menguasai kelas dengan baik. Atau mungkin mata pelajaran yang sulit dicerna oleh siswa, mungkin juga kondisi fisik siswa yang bersangkutan yang tidak memungkinkan lagi mengikuti pelajaran yang ajarkan oleh guru.
Kaji lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di kelas. Diperlukan kedewasaan, keterbukaan, tidak cepat puas atas hasil yang dicapai, kepekaan terhadap suatu fenomena, kreatif, dan inovatif. Faktor-faktor tersebut merupakan modal utama perubahan dalam dunia pendidikan.
Selamat mencoba Bapak/Ibu guru yang kreatif dan inovatif.