Andi Ilham Ahyar; Bocah SD Sang Manusia Kalkulator
Table of Contents
Saat ini banyak beredar di sosial media dan surat kabar mengenai kecerdasan anak dari Makassar yang bernama Andi Ilham Ahyar. Anak ini dijuluki sebagai "Manusia Kalkulator" karena kecerdasannya dapat menghitung angka dengan cepat dan tepat.
![]() |
Andi Ilham Ahyar | Merdeka.com |
Sebelumnya kita juga telah mengenal anak yang dijuluki "Manusia Kalkulator" yaitu Yusuf atau kita kenal dengan nama Ulcok. Bakhan beberapa statsiun TV telah mengundang Uncok dalam acara reality show untuk menunjukan kemampuannya. Semakin banyak Andi atau Ulcok kita harus bersyukur bahwa potensi anak Indonesia apabila dimaksimalkan akan menghasilkan orang-orang jenius.
Kecerdasan seseorang menurut Thomas Armstrong seorang pakar pendidikan dari Universitas Harvard - Amerika Serikat terdiri dari 8 jenis yaitu:
1. Kecerdasan Visual (kemampuan mengenal dunia dan menggambarkan dalam bentuk yang diinginkan)
2. Kecerdasan Logika Matematika (menghitung angka-angka, memecahkan puzzle, dll).
3. Kecerdasan Intrapersonal (kemampuan mengontrol diri pribadi)
4. Kecerdasan Interpersonal (memahami orang lain dan lingkungannya dengan baik)
5. Kecerdasan Musical (kemampuan dalam seni musik)
6. Kecerdasan Linguistik (kecerdasan bahasa)
7. Kecerdasan Kinestetis (kecerdasan jasmani)
8. Kecerdasan Naturalis (menyukai lingkungan alam)
Kecedasan Andi yang dapat menghitung angka dengan cepat dan tepat merupakan kecerdasan Logika Matematika. Berdasarkan penelitian kecerdasan ini pada dasarnya dimiliki oleh setiap manusia, karena orang tua sejak dini mengajarkan bahasa dan hitung-hitungan. Mereka yang menonjol kecerdasan matematikanya memang memiliki potensi dan kemampuannya tersebut betul-betul terasah dengan baik.
Ciri-ciri kecerdasan Logika Matematikan menurut Masykur dan Fathani (2008) adalah:
1. Dapat menghitung cepat aritmatika
2. Mengajukan pertanyaan yang bersifat analis
3. Pandai bermain puzzle, catur, dan alma
4. Mampu menjelaskan masalah dengan logis
5. Suka melakukan eksperimen untuk membuktikan sesuatu
6. Menyukai hal yang berbau eksakta dan logika
Kecerdasan Logika Matematika pada anak tentunya perlu diasah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Langkah-langkah yang dapat ditempuh menurut Aqila Smart (2012) diantaranya adalah:
1. Mengajarkan anak menghitung dengan cara yang menyenangkan
2. Menyediakan media terkait dengan angka-angka seperti poster perkalian, penjumlahan, dll.
3. Menggunakan media hitung seperti sempoa
4. Membelikan komik-komik yang mengandung unsur menghitung
5. Perkenalkan dengan program komputer dengan tekning membaca logis
6. Mengajak anak untuk bermain catur, teka-teki, puzzle dan tebak-tebakan.
Tentunya masih banyak media untuk mengasah kemampuan anak Logika Matematika, namun hal ini akan berjalan dengan baik apabila orang tuanya dapat mengetahui potensi anak sejak dini.
Tokoh dunia yang memiliki kecerdasan Logika Matematikan diantaranya adalah Albert Einstein, Newton, Michael Faraday, Bill Gates, Steven Hawking, dan Indonesia sendiri memiliki tokoh kebanggan kita semua yaitu BJ. Habibie.
Lantas profesi apa yang cocok untuk mereka yang memiliki kecerdasan Logika Matematika ini? Profesi yang cocok untuk mereka diantaranya adalah: Saintis, akuntan, pialang, ATC (Air Traffic Controller), astronot, statistik, banker, insinyur, programer, meteorolog, guru/dosen sains.
Apakah kecerdasan Logika Matematikan merupakan kecerdasan terbaik? 8 kecerdasan di atas sama-sama anugrah terbaik dari Tuhan untuk mahluknya. Kecerdasan apapun apabila diasah dengan baik akan menghasilkan hasil yang maksimal. Manusia tidak ada yang bodoh, letak permasalahannya potensi mereka sudah tergali dengan baik belum? Pola asuhnya sudah tepat belum? Metode pengajarannya sudah sesuai belum?
Jangan terjebak dengan istilah "bodoh" karena tidak dapat mengerjakan mata pelajaran tertentu di sekolah. Mungkin hal ini terkait dengan metode mengajar dan mata pelajaran yang disama-ratakan antar siswa. Potensi yang dimiliki oleh anak tersebut tidak tergali dengan baik. Seperti istilah "pohon jambu harus berbuah jambu, durian, pisang, dan mangga".
Sekolah adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mengasah potensi yang dimiliki oleh manusia. Selain sekolah hal lain yang sangat penting adalah peran orang tua dan lingkungannya. Anak yang tidak dapat mengerjakan tugas di sekolah bukan berarti bodoh, lanjutkan belajar dan menuntut ilmu. Belajar dan menuntut ilmu tidak hanya terpaku dari sekolah melainkan dari seluruh aspek kehidupan dan lingkungan.
Orang tua dan sekolah harus peka dan mengetahui potensi anak, apabila sudah diketahui maka fasilitasilah untuk memaksimalkan potensinya tersebut. Hal sebaliknya apabila orang tua dan sekolah tidak mengetahui atau potensi anak telah diketahui namun tidak di fasilitasi dan dimaksimalkan maka hasilnya akan tidak akan maksimal.
Posting Komentar