Mendidik Anak dengan HATI

Table of Contents
Menarik sekali pembahasan dari Anthony Dio Martin (Trainer, Motivator, dan Psikolog) mengenai pendidikan anak. Kunci sukses untuk mendidik anak yaitu melakukannya dengan HATI. HATI disini merupakan singkatan yang memiliki makna masing-masing yang dibutuhkan oleh anak.

H: Hadir (Ada saat Dibutuhkan)

Anak-anak membutuhkan kehadiran dari orang tua. Hadir disini pengertiannya sangat luas yaitu bagaimana orang tua mampu mengisi kasih sayang dan perhatian yang dibutuhkan oleh anak. Anak tidak cukup hanya dibekali oleh uang, fasilitas, sekolah yang baik, dan teman yang baik.

Mendidik anak dengan HATI | Pexels.com

Tantangan terbesar saat ini yaitu masalah waktu, orang tua zaman sekarang pada umumnya berkarir di luar rumah. Sebagai konsekuensinya waktu bersama keluarga sangat terbatas yaitu hanya sore hari, malam dan hari-hari libur. Untuk memenuhi kebutuhan ini orang tua harus mengatur dengan efektif waktu tersebut bersama anak.

Lain halnya dengan orang tua yang memiliki waktu senggang, mereka memiliki waktu lebih untuk hadir dalam kehidupan anak. Kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk membentuk karakter dasar bagi anak selain yang mereka dapatkan di bangku pendidikan formal.

A: Antusias (Energi Positif)

Anak membutuhkan perhatian khusus dari orang tua. Orang tua harus memantau setiap tumbuh-kembang anak, akan tetapi orang tua tidak bisa memaksa anak untuk mengikuti pola pikir (mindset) sesuai dengan orang tua. Orang tua dapat mendukung dan mengarahkan anak kearah positif dengan antusias.

Anak merupakan investasi yang belum tentu dapat membuahkan hasil yang memuaskan, namun apabila kita pupuk dan bentuk dengan baik hasilnya pun akan baik. Setiap orang mendapatkan anak yang berbeda sesuai dengan kemampuan kita, tidak ada kata menyesal, tidak ada kata lelah mereka adalah tanggung jawab kita (orang tua) sampai kapanpun.

T: Terima Perbedaan (Dapat Menerima Perbedaan)

Sekalipun anak terlahir kembar namun mereka memiliki perbedaan. Orang tua jangan membandingkan dan mengukur tumbuh-kembang dengan anak/orang lain. Namun hal yang paling mendasar yaitu bagaimana orang tua paham betul-betul kelebihan dan kelemahan anak.

Kelebihan dan potensi dari anak harus terus ditingkatkan dan didukung terus sampai mencapai titik maksimal. Sebaliknya orang tua wajib memperbaiki hal/sifat negatif yang dimiliki oleh anak.

Untuk memudahkan proses pendidikan pada anak, sebaiknya anak diberitahu mengenai kelebihan dan kelemahannya. Orang tua harus membangun komitmen dengan anak untuk sama-sama untuk meningkatkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.

I: Inspirasi (Memberikan Inspirasi)

Sebaik-baiknya figur bagi anak adalah teladan dari orang tua. Orang tua harus menjadi panutan bagi anak sehingga anak sudah punya pegangan untuk menghadapi kehidupan di luar keluarga.

Tidaklah bijak apabila orang tua menyuruh anaknya untuk baik, sedangkan dirinya sendiri tidak baik dan tidak dapat memberi contoh baik. Seperti pepatah "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari" itulah konsekuensi yang harus dipersiapkan oleh orang tua.

Kasih sayang orang tua | Pexels.com

Sekalipun orang tua sudah berusaha baik dan memberikan contoh yang baik, belum tentu dan belum bisa dipastikan anak akan baik, karena faktor lingkungan sosial, peer dan sekolah akan berperan dalam pembentukan karakter anak.

Untuk mengantisipasinya sebaiknya para orang tua memiliki komitmen yang sama: "Sebelum anak mencari teladan dari orang lain, orang tualah yang memberikan contoh yang baik.

Sebelum anak mencari perhatian dari orang lain, orang tua lah yang memberikan perhatian pada mereka, sebelum anak mencari kasih sayang kepada orang lain, orang tua memberikan kasih sayang. Sebelum anak mencari tempat untuk curhat, orang tua menjadi teman yang bisa diajak curhat".

Posting Komentar